BLOG IKI

BLOG KULAWARGA PUTRA-WAYAH SAKA SAWARGI MBAH MARWAH LAN MBAH BINEM NGARENGAN KIDUL, PLOSOREJO, KEDUNGGALAR, NGAWI, JAWA TIMUR.

Sabtu, 07 Juli 2012

Adolf Hitler Masuk Islam dan Mati di Indonesia


Adolf Hitler Masuk Islam dan Mati di Indonesia

Dari sekian banyak informasi yang ada tentang kematian Hitler, tidak ada satupun yang dapat menyebutkan secara pasti apa penyebab kematian sang diktator Nazi ini.
Bagaimanakah sebenarnya akhir dari petualangan Hitler itu? Benarkah Hitler bersama istrinya Eva Braun bunuh diri setelah minum racun sianida?
Lantas bagaimanakah hasil otopsi pihak Amerika ketika tengkorak Hitler dipamerkan pada tahun 2000 lalu, yang ternyata adalah tengkorak wanita? Dimanakah sebenarnya keberadaan Hitler setelah jatuhnya Berlin di tangan sekutu?
Beberapa Versi Tentang Kematiannya
Versi yang paling populer menyebutkan bahwa Hitler tewas bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945, saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet.
Meski sejumlah ahli sejarah ragu Hitler menembak dirinya, dan menduga hal itu hanyalah propaganda Nazi untuk menjadikan Hitler sebagai pahlawan.
Namun, lubang pada potongan tengkorak itu tampak menguatkan argumen tersebut ketika tengkorak itu dipamerkan di Moskow tahun 2000. Bagaimana dan kapan Hitler meninggal sekarang ini masih diselimuti misteri.
Dapat dijumpai penjelasan tentang penyebab dan kapan Hitler mati dari beberapa versi. Ada kematian versi Jerman, versi Rusia, dan versi para peneliti atau ilmuwan.
Versi Jerman, seperti yang diceritakan oleh Flegel, salah satu perawat Hitler dan petinggi Nazi lainnya saat di dalam bunker.
Versi Rusia, yang dinyatakan oleh seorang pejabat tinggi dinas rahasia Rusia, KGB, yang mengklaim, bahwa Adolf Hitler mengakhiri hidupnya tidak dengan menembak dirinya sendiri, tetapi dengan meminum racun sianida.
Seperti yang dinyatakan oleh Letnan Jenderal Vasily Khristoforov, staf arsip untuk dinas keamanan FSB Rusia, “Paramedia militer Uni Soviet kala itu telah memastikan bahwa Hitler dan Eva Braun tewas setelah minim racun sianida pada 30 April 1945.”
Versi para ilmuwan, terakhir adalah menurut pendapat umum dalam hal ini diwakili oleh para ilmuwan. Sudah lama sebenarnya para ilmuwan dan ahli sejarah menyatakan bahwa potongan tengkorak yang telah diambil dari luar bunker Hitler oleh tentara Rusia dan selama ini disimpan intelijen Soviet itu akan menjadi bukti yang meyakinkan bahwa menembak dirinya hingga tewas setelah minum pil sianida pada 30 April 1945.
Akhirnya dilakukan analisis DNA terhadap potongan tengkorak itu oleh peneliti Amerika, dan mereka menyatakan, “kami tahu tengkorak itu berhubungan dengan seorang perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun,” kata ahli arkelogi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari Dailymail.
Tulang itu kelihatan sangat tipis, tulang tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana lempengan tengkorak itu menyatu tampak berhubungan dengan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun. Hitler pada April 1945 berusia 56 tahun.
Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti sejarah kematian Hitler menjadi sebuah misteri kembali, dan para ahli teori konspirasi harus memikirkan kembali kemungkinan-kemungkinan lain tentang kematian Hitler, seperti mungkin saja Hitler tidak mati dalam bunker.
Sekilas Tentang Adolf Hitler
Mengenai masa kecil, masa remaja, sampai dengan ketika menjadi seorang diktator, Hitler kecil adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan mengenggap perilakunya yang “antisosial” sebagai sebuah kutukan.
Ayahnya seorang yang keras dalam mendidik anak, sedang ibunya (Klara) sangat baik kepadanya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dari ayahnya inilah yang memberikan andil besar dalam pembentukan mental dan kejiwaan Hitler saat dewasa.
Ketika hidupnya sulit, Perang Dunia 1 pun pecah. Tanpa ragu-ragu Hitler mendaftar menjadi tentara dengan pangkat Kopral, bertugas di medan perang di barisan paling depan. Kecewa dengan kekalahan Jerman di Perang Dunia 1, dan melihat negara dan rakyatnya yang sengsara dan kelaparan, Hitler pun masuk menjadi Anggota Partai Buruh yang kemudian menjadi NSDAP (National Socialistische Deutsche Arbeiter Partei).
Surat Izin Masuk dr Poch
Tahun 1920, Hitler menjadi Kepala Bagian Propaganda, disinilah terlihat bakat Hitler di bidang pidato dan agitasi.
Satu tahun kemudian, 1921, akhirnya Hitler menjadi ketua partai.
Akhirnya pada tahun 1962 Hitler mendapatkan wewenang mutlak dari partainya.
Dan Hitler adalah seorang orator ulung ”singa podium”, ahli pidato yang bisa menghipnotis massa pendengarnya.
Hitler adalah politikus handal dan berhasil membangun pencitraan yang sukses melalui propaganda. Ia berhasil membangun opini menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang sukses melalui propaganda.
Ia berhasil membangun opini menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang ditakuti. Ia juga berhasil membangun opini sebagai fuhrer atau pemimpin yang dapat dipercaya rakyatnya, membawa bangsanya ke puncak kejayaan.
Bukti-Bukti Hitler di Indonesia
Bagaimana caranya Hitler sampai ke Indonesia? bisa menjadi WNI? Bagaimana dia bekerja menjadi seorang dokter di Rumah Sakit Umum Sumbawa Besar? dan sampai dengan pertemuan Hitler dengan seorang wanita sunda yang akhirnya menjadi istrinya?
Juga tentang kesaksian dr Sosro Husodo saat bertemu dengan Hitler ketika di Sumbawa Besar. Dan semuanya dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung serta foto-foto yang akurat.
Hitler yang terkenal sangat bengis di abad ke 20, ternyata bersembunyi di Indonesia sejak tahun 1954 sampai dengan tahun 1970, yang kemudian tercium oleh Sekutu (AS, Uni Sovyet, Inggris dan Prancis) yang selanjutnya diusut oleh Pemerintah Israel yang terus-menerus mengejar para tokoh Nazi.
Pada tahun 1954 Adolf Hitler masuk ke Indonesia dengan menggunakan nama palsu, dr Poch.
Pada awalnya dr Poch tinggal di Dompu lalu pindah ke Bima, selanjutnya pindah ke Kabupaten Sumbawa Besar, kemudian bekerja menjadi dokter di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumbawa Besar.
Seluruh penduduk pulau Sumbawa kenal dengan dokter ini, yang di panggil dengan julukan “dokter Jerman”.
Salah satu peninggalan Adolf Hitler meninggal pada tanggal 15 Januari 1970 di Surabaya, yaitu buku catatan kecil berwarna cokelat ukuran 9×16 cm dengan tebal 44 cm.
Di dalam buku itu tertulis puluhan address book teman-teman dan kolega Hitler yang sama, seperti yang ada di sejarah Eropa. Begitu pula tulisan tangan yang dibuatnya dibuku-buku tersebut sangat identik dan mirip dengan tulisan tangan Hitler.
Buku ini mempunyai arti yang sangat besar, karena merupakan salah satu bukti otentik yang menyatakan bahwa “dr Poch” adalah dewa-Nazi, Adolf Hitler.
Surat Izin Mengemudi dr Poch saat tinggal di Sumbawa Besar
Kemudian Hitler bertemu dengan seorang gadis bernama Sulaesih yang sedang menggembara ke Sumbawa Besar, yang akhirnya dilamar oleh Hitler.
Tidak lama setelah dr Poch melamar Sulaesih, beliau memeluk agama Islam pada tahun 1964, yang disaksikan oleh Ketua Kantor Agama di Sumbawa, (tapi sayang Sulaesih lupa namanya) dan mengganti namanya menjadi Abdul Kohar. Pada tahun 1965 Hitler pun menikahinya.
Aries Zulkarnaen, salah satu saksi keberadaan dr Poch pada tahun 2010 lalu mengatakan dokter itu punya dua kepribadian yang bertolak belakang, pemarah namun sering bercanda dengan warga.
“Dia pemarah, banyak memberi resep dengan mulut [menyebutkan nama obat], tapi kalau ada yang tanya lagi, dia bilang, kan sudah saya bilang,” kata Aries.
Poch juga akan marah jika pasiennya menyebut penyakit yang mereka derita. “Apa kamu dokter?,” kata Aries, menirukan gertakan yang sering diucapkan Poch.
Adolf Hitler (kanan) saat berusia 75 thn di Sumbawa Besar
Ditambahkan Aries, Poch yang dia kenal juga humoris. “Nggak takut guyon dengan masyarakat,” kata dia.
Yang paling menonjol dari Poch, ungkap Aries, adalah caranya menyetir mobil Jeep kap terbukanya.
“Jalan-jalan di Sumbawa dulu belum bagus, tapi dia menyetir dengan satu jari. Luar biasa,” kata Aries.  “Itu tanda-tanda dia mantan tentara,” tambah Aries.
Adolf Hitler saat berusia 78 thn, dengan postur tubuhnya yang agak bongkok
Meski tak pernah menyangka bahwa Poch adalah Hitler, Aries mengaku masyarakat memperkirakan dia mantan tentara Nazi.
“Dia sangat enerjik, kelihatan sekali tentaranya. Warga saat itu sudah mengira dia mantan tentara NAZI,” jelas dia.
Sebelumnya, di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 terdapat sebuah artikel tentang Hitler. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar.
Dr Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Orang itu diduga Hitler.
Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal. Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.
Foto saat Dr Poch menikah dengan Sulaesih
Kemudian tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.
Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya, yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.
Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.
Kutipan Surat Perkawinan Campuran dr Poch dan Sulaesih dari Catatan Sipil
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, “ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali.”
Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter.
Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya ‘Dolf’, yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.
Hitler Mati di Indonesia
Pengakuan Hitler kepada istrinya yang berasal dari Indonesia, Sulaesih, bahwa dia adalah memang Hitler yang sebenarnya, Der Fuhrer. Apa saja kegiatan Hitler sebelum dia meninggal?.
Terdapat pernyataan Stanlin, bahwa yang tewas di dalam bunker di Jerman bukanlah Hitler asli. Dan dibagian akhir ini menceritakan bagaimana akhirnya sang diktator itu meninggal di Indonesia.
Selama ini kematian Hitler memang sangat misterius, karena tidak ada saksi yang dapat menunjukkan dimana mayat Hitler ataupun mayat Eva Braun, istri terakhirnya pada saat di Eropa.
Di Konferensi Postdam tahun 1945, Stanlin menyatakan bahwa mayat Hitler dan Eva Braun tidak ditemukan. Stanlin menduga, dewa Nazi ini lolos dan melarikan diri ke Spanyol atau Amerika Latin.
Dan tak berapa lama ada kabar yang mengatakan Hitler kabur menggunakan kapal selam ke sebuah pulau. Tapi tidak ada yang tahu pulau apa dan dimana.
Dunia internasional sama sekali tidak menyadarinya bahwa seorang pemimpin Nazi yangn sangat kejam itu bersembunyi dengan aman di Sumbawa Besar, sampai meninggal di Surabaya dan dimakamkan di pemakaman umum muslim di Ngagel.
Penutup
Kematian Diktator Jerman, Adolf Hitler yang diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker, pada tanggal 30 April 1945 di Berlin, tetap masih dipertanyakan dan menjadi misteri.
Indocropcircle pada akhir bulan Maret 2012 mencoba membuktikan dengan mencari makam tersebut dan ternyata memang ada. Makam tersebut dirawat oleh seorang nenek yang menjaganya dan meneruskannya dari suami sang nenek yang lebih dahulu telah merawat makam tersebut selama puluhan tahun dan kini sudah meninggal. Si nenek menceritakan bahwa makam tersebut adalah seorang Jerman dan mulai banyak orang berdatangan dari dalam dan luar negeri. Sang nenek sempat bertanya,"Apakah makam ini akan dipindahkan?" Saya jawab,"Tidak nek, tak ada orang yang akan memindahkan makam ini."
Indocropcircles - Pada akhir bulan Maret 2012 lalu mencoba membuktikan dengan mencari makam tersebut dan ternyata memang ada. Pada saat mendekati makam, pagar yang melingkarinya dipenuhi oleh jemuran, lalu ada seorang nenek yang memindahkan jemuran-jemuran tersebut. Kini, makam tersebut dirawat oleh seorang nenek yang menjaganya dan meneruskannya dari suami sang nenek yang lebih dahulu telah merawat makam tersebut selama puluhan tahun, yang kini sudah meninggal. Si nenek kini menggantikannya dan ia menceritakan bahwa makam tersebut adalah seorang Jerman dan mulai banyak orang berdatangan dari dalam dan luar negeri. Sang nenek sempat bertanya,"Apakah makam ini akan dipindahkan?" Saya jawab,"Tidak nek, tak ada orang yang akan memindahkan makam ini." Sang nenek pun tersenyum. (icc.wp.com)
Siapa yang menyaksikan peristiwa di bunker saat Hitler bunuh diri? Tidak ada, sumber cerita tersebut hanya dari mulut ke mulut. Dan pada saat itu, walaupun tidak ada saksi dan bukti yang jelas, pihak sekutu tetap mengumumkan secara resmi bahwa Hitler dan istri, Eva Braun telah meninggal.
Kebanyakan bekas tentara Nazi pindah dan kabur ke negara-negara di daerah Amerika Selatan seperti Brasil dan Argentina.
Sedangkan Hitler kabur bukannya ke negara Amerika Selatan, melainkan ke Indonesia lewat Italia, ia memilih Indonesia karena sejak dulu Indonesia tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel. Selain itu pada masa lalu di zaman kepemimpinan Soekarno, Indonesia sangat tidak menyukai imperialisme yang dipelopori oleh Inggris dan Amerika.
Memang selama ini Hitler diduga kuat melarikan diri ke suatu negeri di selatan. Salah satu lokasi yang disebut-sebut sebagai tempat persembunyiannya adalah Indonesia, yang diyakini juga oleh Prof. Arysio Santos (Pakar Fisika Nuklir dan Geolog Brazil) sebagai ‘Atlantis yang hilang’.
Legenda Atlantis dekat dengan agama Nazi, oleh sebab itu sejak lama Hitler memang mencarinya. Di Indonesia pula, Madame Blavatsky yaitu Guru Okultis Hitler, juga tinggal di Indonesia. Namanya dulu diabadikan sebagai nama jalan, kini diganti menjadi Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, di mana Loji Freemason ‘Bintang Timur’ pernah berdiri.
Ditambah lagi dengan adanya sebuah makam misterius di Surabaya diyakini sebagai makam Adolf Hitler. Berbagai petunjuk memang mengarah ke sana. Terlebih Brandenburgers Codex, sebuah manuskrip berbahasa Jerman kuno, ditemukan dan mengindikasikan jika Hitler memang melarikan diri ke Indonesia.
Jadi, bukan tidak mungkin Hitler mati di Indonesia. Karena Indonesia dianggap tempat yang aman, bagi Hitler. Silahkan siapa pun untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya. (Ir KGPH Soeryo Goeritno, Msc.,Penulis Buku/icc.wp.com/dan berbagai sumber lain)
*
VIDEO MAKAM Dr. GEORG ANTON POCH a.k.a. ADOLF HITLER
***
-= Foto-foto diatas sengaja diburamkan untuk menghargai hak cipta =-
Judul Buku : Hitler Mati di Indonesia
Katagori : Umum / Tokoh / Sejarah
Ukuran : 14 X 21 cm
Penulis : Ir. KGPH Soeryo Goeritno, Msc
ISBN : 978-602-97263-0-5
Isi Buku : vi + 122 halaman
Penerbit : Titik media Publisher
Buku ini akan menjawab beberapa pertanyaan yang belum terjawab, spt: Mengapa Hitler lari ke Indonesia? Mengapa Hitler akhirnya menjadi Muslim? Apa hubungan Hitler, Indonesia dan Yahudi? Apa saja yg dilakukan Hitler di Indonesia? Bagaimana hubungan Hitler dengan Sukarno? Dimana kuburan Hitler di Indonesia? Bagaimana Hitler bisa berada di Indonesia? Apa kata Jerman, Rusia, Inggris dan Israel? Siapa saja yg mengetahui Hitler di Indonesia? Bagaimana Hitler menyembunyikan identitasnya?
” Buku yang akan menggemparkan dunia” (H.Oetoyo Oesman, SH- Mantan Menteri Kehakiman).
” Merinding saya membacanya” (Drs. J.B Soedarmanto Kadarisman- Mantan Dubes RI untuk Argentina dan Belanda).
***
Artikel ini hanya untuk informasi dan bukan promosi sebuah buku
***

Beberapa Hasil Teknologi Mesin Perang Adolf Hitler

Messerschmitt Me 262 Schwalbe. Merupakan pesawat tempur turbin jet pertama di dunia. Me 262 dikeluarkan saat Perang Dunia II dan mulai bertempur pada tahun 1944 sebagai pesawat terbang tempur/ pengebom/ pengintaian dan pencegat. Pilot Jerman memberi julukan "Sturmvogel" (Stormbird), sementara Tentara Sekutu menjulukinya dengan nama "Turbo" atau "Blow Job". Me 262 diisukan telah menghancurkan 509 pesawat terbang milik Pihak Sekutu (walaupun ada yang mengatakan lebih tinggi), pihak Jerman diisukan telah kehilangan 100 Me 262.
P1000 Landkreuzer Ratte, tank terbesar di dunia buatan Nazi German yg dipakai pada Perang Dunia-II.
Teknologi mirip U.F.O. berupa piring yg dapat terbang sudah dibuat oleh Nazi German pada Perang Dunia-II. Dokumen tentang ini ditemukan oleh polisi Austria saat Viktor Schauberger meninggal. Dan kini sepertinya teknologi tersebut sedang dikembangkan Amerika di "Area 51".
"Flying Wing" Horten 229 (Ho 229) Pesawat Bomber Anti Radar buatan Nazi German, dibuat pada tahun 1944. Kini teknologi ini ditiru USA, Stealth Spirit B-2. Designed by Reimar and Walter Horten and built by Gothaer Waggonfabrik It was the first pure flying wing powered by a jet engine. It was the first aircraft designed to incorporate what we now know as stealth technology although it is doubtful the Germans or designers knew anything about 'Stealth Technology' at the time.
***

***
“Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstören, aber ich lasse ein wenig drehte-on,so können Sie herausfinden, warum ich sie getötet” (Adolf Hitler)
“Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka” (Adolf Hitler)

Sumber :
http://indocropcircles.wordpress.com/2011/08/11/adolf-hitler-masuk-muslim-dan-mati-di-indonesia/

Jumat, 06 Juli 2012

Ki Mangunsarkoro, menteri sederhana yang setia pakai sarung

Ki Mangunsarkoro, menteri sederhana yang setia pakai sarung
ki mangunsarkoro. mangunsarkoro.wordpress.com
Reporter: Titis Widyatmoko


Kesederhanaan dan kesahajaan sulit sekali ditemukan pada para pejabat sekarang. Bukannya memberi teladan ke bawahan, banyak pejabat doyan korupsi. Lebih parah lagi, segala macam pengadaan barang bisa jadi ajang korupsi.

Baru lalu ditemukan kasus korupsi sapi impor, mesin jahit, hingga sarung. Belakangan ini, muncul tersangka korupsi pengadaan Alquran dan baju dinas.

Pahlawan nasional Ki Mangunsarkoro barangkali akan prihatin melihat korupsi makin mengemuka di kalangan generasi penerusnya. Ki Mangunsarkoro adalah mantan menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan yang dikenal sangat sederhana dan bersahaja. Tidak pernah ada dalam pikirannya untuk memperkaya diri. Dia hanya berpikir bagaimana memajukan bangsa dan negara.

Ki Mangunsarkoro nama lengkapnya adalah Ki Sarmidi Mangunsarkoro. Dia lahir 23 Mei 1904 di Solo. Dibesarkan di lingkungan keraton, dia memilih karir sebagai guru. Ki Mangunsarkoro pernah menjabat sebagai kepala sekolah HIS Budi Utomo Jakarta.  Atas permintaan penduduk Kemayoran dan restu Ki Hadjar Dewantoro, dia mendirikan Perguruan Tamansiswa di Jakarta. Perjuangannya di bidang pendidikan berpuncak sebagai menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan pada kabinet Hatta II.

Sewaktu menjabat menteri, dia ikut menjadi pelopor lahirnya universitas tertua di Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Dia juga pendiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta, sekarang Institut Seni Indonesia (ISI). Orang kepercayaan Ki Hajar Dewantoro ini adalah salah satu peletak dasar sistem pendidikan nasional di Indonesia.

Ki Mangunsarkoro juga aktif di politik. Dia tokoh yang tak mau kompromi (non-kooperasi) dengan Belanda. Dia pernah terpilih sebagai Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI). Penjara juga bukan tempat asing bagi pejuang seperti Ki Mangunsarkoro. Pada saat agresi Belanda II di Yogyakarta, Ki Mangunsarkoro pernah ditahan di penjara Wirogunan.

Untuk menghormati jasanya, pada November 2011, dia ditetapkan sebagai pahlawan nasional bersama Buya Hamka, IJ Kasimo, Pakubuwono X, I Ketut Pudja, Idham Chalid, dan Sjafroeddin Prawiranegara. Sebuah jalan di kawasan Menteng, Jakarta diberi nama Jl Ki Mangunsarkoro.

Selain sumbangan gagasan dan pemikiran bagi kemajuan bangsa dan negara, Ki Mangunsarkoro dikenal sebagai pribadi yang sederhana. Bersama Mohammad Syafei (INS Kautaman, mantan menteri pendidikan), Mohammad Isha Anshary (ulama Masyumi), dan Buya Hamka, dia dikenal sebagai sosok yang setia dengan sarung dan peci.

Busana bagi dia tidak perlu bermewah-mewah. Busana yang penting bisa menguatkan identitas. Meskipun menjadi menteri, kemanapun dia pergi, ke istana maupun gedung parlemen, tetap mengenakan sarung. Oleh karena itu, sering namanya dipelesetkan menjadi Ki Mangun Sarungan. Lebih bersahaja lagi, sewaktu menjabat menteri, dia tidak pernah mau tinggal di rumah dinas menteri!

Kalau dibandingkan dengan pejabat sekarang, sulit menemukan tandingan bagi kesahajaan Ki Mangunsarkoro. Jangankan memakai sarung ke setiap acara kenegaraan, sarung pun dikorupsi. Alamak!
[tts]
 
sumber :
 http://www.merdeka.com/peristiwa/ki-mangunsarkoro-menteri-sederhana-yang-setia-pakai-sarung.html
 

Kisah Perdana Menteri Natsir teladani Alquran

Kisah Perdana Menteri Natsir teladani Alquran
Mohammad Natsir. ©2012 Merdeka.com
Reporter: Ramadhian Fadillah

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mengusut dugaan korupsi Alquran di Kementerian Agama. KPK sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini. Yang pertama adalah anggota Komisi VIII DPR, Zulkarnaen Djabar dan putranya Dendi Prasetya. Banyak pihak mengecam tindakan mereka. Masa kitab suci saja tega dikorupsi.

Tidak ingatkah bagaimana Perdana Menteri Mohammad Natsir meneladani isi Alquran? Perdana Menteri RI tahun 1950-1951 ini, menjadikan Alquran sebagai jalan hidupnya. Karena itu Natsir selalu hidup dalam kesederhanaan. Natsir tak punya barang mewah dan selalu memberikan teladan. Lebih baik tampil dengan jas bertambal daripada makan hasil korupsi.

Wakil Perdana Menteri Mohammad Roem, mencatat bagaimana Alquran benar-benar mendasari kehidupan Natsir. Ternyata Natsir adalah seorang penulis tafsir Alquran. Sudah jelas Natsir sangat memahami isi Alquran.

"Menafsirkan Alquran menghendaki ketelitian dan ketekunan. Dari guru itulah rupanya Natsir mendapat sifat teliti dan tekun," tulis M Roem dalam Bunga Rampai dari Sejarah Jilid III yang diterbitkan NV Bulan Bintang tahun 1983 di Jakarta.

Tutur kata dan tulisan Natsir pun terpuji. M Roem menyangka itulah berkah menafsirkan Alquran bagi Natsir.

Bagi Natsir, menjadi pemimpin berarti melayani rakyat. Tak ada sedikit pun niat Natsir untuk memperkaya diri apalagi korupsi. Natsir bahkan pernah menolak hadiah mobil dari koleganya. Padahal di rumahnya hanya ada sebuah mobil yang sudah butut.

Kesederhanaan Natsir tercermin dalam berbagai hal. Kemeja lusuhnya yang cuma dua helai, jasnya yang bertambal dan sikapnya yang santun. Para pegawai kementerian penerangan pernah urunan membelikan Natsir kemeja baru. Hal itu dilakukan agar Natsir tampak pantas sebagai menteri penerangan.

Seperti apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, Natsir juga sangat menghormati tamu. Dari pegawai rendahan, guru ngaji kelas kampung hingga duta besar, semua diterimanya dengan ramah.

Natsir dihormati di seluruh dunia. Tak terhitung penghargaan berkelas internasional yang diterimanya.  Pada tahun 1957, ia menerima bintang Nichan Istikhar (Grand Gordon) dari Raja Tunisia. Lalu Jaa-izatul Malik Faisal al-Alamiyah pada tahun 1980. Natsir mendapat penghargaan dari beberapa ulama dan pemikir terkenal seperti Syekh Abul Hasan Ali an-Nadwi dan Abul A'la Maududi.

Pada tahun 1980, Natsir dianugerahi penghargaan Faisal Award dari Raja Fahd Arab Saudi. Dia juga memperoleh gelar doktor kehormatan di bidang politik Islam dari Universitas Islam Libanon pada tahun 1967. Pada tahun 1991, ia memperoleh dua gelar kehormatan, yaitu dalam bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan dalam bidang pemikiran Islam dari Universitas Sains Malaysia.

Pernahkan Natsir membayangkan di negara yang dia perjuangkan sepanjang hidupnya, Alquran pun bisa dikorupsi?
[has]
Sumber :
 http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-perdana-menteri-natsir-yang-meneladani-alquran.html

Jumat, 01 Juni 2012

PATULADHAN

Jiwa Besar Buya Hamka Terhadap Lawan Politiknya

Pesan Terakhir Mr. Moh. Yamin dan Soekarno Menjelang Ajal serta Pesan Penting Pramudya Ananta Tur


فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30).

Rangkaian tulisan berikut adalah penggalan dari perjalanan hidup Prof. KH. Abdul Malik Karim Amrullah alias Buya Hamka yang dikisahkan oleh putra kelima beliau, yakni KH. Irfan Hamka di dalam bukunya Kisah-Kisah Abadi Bersama Ayahku Hamka.1

Penggalan ini berkisah tentang kebesaran jiwa dan sifat pemaaf Buya Hamka kepada lawan-lawan politiknya secara ideologis: antara Islam, nasionalis dan komunis yang diwakili para tokohnya yakni pencetus penggali Pancasila Mr. Moh.Yamin dan Soekarno serta tokoh Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) Pramudya Ananta Tur; padahal tak jarang demi mempertahankan dan membela keyakinannya itu Buya Hamka harus masuk penjara, difitnah, disingkirkan, dimiskinkan namun kesabaran beliau dalam menghadapi ujian itu berbuah menjadi hikmah yang luar biasa yang diantaranya terungkap dalam penggalan kisah berikut ini yang insya Allah dapat membuka mata hati siapapun yang membacanya, meresapinya dan menghayatinya untuk menetapi jalan Islam menuju keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selamat membaca.


Pesan Terakhir Mr. Mohammad Yamin


Masih ada lagi bukti-bukti bagaimana kebesaran jiwa dan pemaafnya ayahku (Buya Hamka – pen.). Susah kita mengukur pribadi orang yang memiliki jiwa sebesar ayahku, Hamka.

Dalam tulisan yang kusiapkan, penulis ini berusaha menghindari penilaian yang subyektif karena aku anak beliau. Kucoba merangkai bagaimana sifat pemaaf yang begitu ikhlas diberikan ayah kepada orang-orang yang membencinya. menzalimi dan memfitnah.

Tahun 1955 sampai 1957, sebagai seorang anggota Konstituante dari Fraksi Partai Masyumi, ayah cukup aktif dalam sidang merumuskan Dasar Negara Rl. Ada 2 pilihan untuk dasar negara kita; pertama, UUD 1945 Negara berdasarkan Islam. Kedua, UUD 1945/ dengan dasar negara Pancasila

Untuk kedua pilihan dasar negara itu, terbuka dua front yang sama kuat. Front pertama tentu saja kelompok Islam. Masyumi sebagai pimpinannya, mengajukan dasar negara berdasarkan Islam. Front kedua, dipimpin PNI, Partai Nasional Indonesia ingin negara berdasarkan Pancasila.

Dalam suatu acara persidangan ayah menyampaikan pidato politiknya, dengan beraninya menyampaikan isi pidatonya:

"Bila negara kita ini mengambil dasar negara berdasarkan Pancasila, sama saja kita menuju jalan ke neraka … "

Tentu saja para hadirin dalam sidang paripurna Konstituante itu terkejut mendengar pernyataan ayah. Tidak saja pihak pendukung Pancasila, juga para pendukung negara Islam sama-sama terkejut.

Mr. Moh. Yamin sebagai seorang anggota Konstituante dari Fraksi PNI turut terkejut atas pernyataan ayah itu. Tokoh PNI itu tidak saja marah, berlanjut menjadi benci. Walaupun kedua tokoh yang berseberangan sama-sama dari Sumbar. Moh Yamin tidak dapat menahan kebencian- nya kepada ayah. Baik bertemu dalam acara resmi, seminar kebudayaan dan sama-sama menghadiri sidang Konstituante, kebencian itu tetap tak dapat dihilangkannya. Akibat dari pidato ayah, bahwa menjadikan Pancasila sebagai dasar negara sama saja merintis jalan ke neraka, sedangkan Mr. Moh. Yamin sangat percaya pada mitos bahwa penggali Pancasila itu Soekarno.

Penulis masih ingat ketika rumah kami kedatangan tamu Buya KH. Isa Anshari. Ulama sekampung dengan kampung kami Maninjau, beliau sudah lama bermukim di Kota Bandung Dalam acara makan siang, Buya KH. Isa Anshari bertanya kepada ayah; "Apa masih tetap Yamin bersitegang dengan Hamka ?"

Ayah menjawab, "Rupanya bukan saja wajahnya yang diperlihatkan kebenciannya kepada saya, hati nuraninya pun ikut membenci saya."

Bertahun-tahun setelah dekrit di mana Soekarno kemudian membubarkan Konstituante, parlemen dan menetapkan UUD '45 dan Pancasila sebagai dasar negara, terjadi peristiwa yang luar biasa. Tahun 1962; Mr. Moh. Yamin jatuh sakit parah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat, RSPAD. Ayah mengetahuinya dari berita koran dan radio. Ayah menerima telepon dari Bapak Chairul Saleh, salah seorang menteri pada waktu itu. Menteri ini ingin datang bersilaturahim kepada ayah dan menyampaikan perihal sakit Mr. Moh. Yamin.

Chaerul Saleh datang menemui ayah di rumah. Kepada ayah, menteri di era Soekarno ini menceritakan perihal sakitnya Mr. Moh. Yamin.

"Buya, saya membawa pesan dari Bapak Yamin. Beliau  sakit sangat parah. Sudah berhari-hari dirawat. Saya sengaja datang menemui Buya. Ada pesan dari Pak Yamin, mungkin merupakan pesan terakhir. “
"Apa pesannya?" tanya ayah.

"Pak Yamin berpesan agar saya menjemput Buya ke rumah sakit. Beliau ingin menjelang ajalnya, Buya dapat mendampinginya, sekarang Pak Yamin dalam sekarat."

Ayah agak tercengang mendengar pesan Pak Yamin itu.  Teringat kembali sikap bermusuhan dan membencinya.

"Apalagi pesan Pak Yamin?” Kembali ayah bertanya kepada menteri yang ditugaskan Pak Yamin itu.

"Begini Buya, yang sangat merisaukan pak Yamin, beliau ingin bila wafat dapat dimakamkan di kampung halamannya yang telah lama tidak dikunjungi. Beliau sangat khawatir masyarakat Talawi tidak berkenan menerima jenazahnya. Ketika terjadi pergolakan di Sumatara Barat, Pak Yamin turut mengutuk aksi pemisah-an wilayah dari NKRI. Beliau mengharapkan sekali Hamka bisa menemaninya sampai ke dekat liang lahatnya. "

Hanya sebentar ayah termenung. Banyak pengalaman pahit yang dirasa oleh ayah selama beberapa tahun ini dengan tokoh yang mengaku wajahnya mirip dengan Patih Majapahit Gajah Mada itu.  "Kalau begitu mari bawa saya ke RSPAD menemui beliau."

Sore itu juga ayah dan Pak Chaerul Saleh tiba di rumah sakit. Dalam ruangan VIP, banyak pengunjung. Ada Pendeta, Biksu Budha dan pengunjung yang lain. Pak Yamin terbaring di tempat tidur dengan slang infus dan oksigen tampak terpasang. Melihat kedatangan ayah tampak wajahnya agak berseri. Dengan lemah Pak Yamin menggapai ayah untuk mendekat. Salah seorang pengunjung meletakkan sebuah kursi untuk ayah duduk di dekat tempat tidur. Ayah menjabat tangan Pak Yamin dan mencium kening tokoh yang bertahun-tahun membenci ayah.

Dengan suara yang hampir tidak terdengar dia berkata: " Terima kasih Buya sudi datang." Dari kedua kelopak matanya tampak air mata menggenangi matanya.

"Dampingi saya," bisiknya lagi. Tangan ayah masih terus digenggamnya.

Mula-mula ayah membisikkan surat Al Fatihah. Kemudian kalimat La ilaha illallah Muhammadan Rasalullah. Dengan lemah Pak Yamin mengikuti bacaan ayah. Kemudian ayah mengulang kembali membaca dua kali. Pada bacaan kedua ini tidak terdengar Pak Yamin mengikuti, hanya dia mem-beri isyarat dengan mengencangkan genggaman tangannya ke tangan ayah. Kembali ayah membisikkan kalimat "tiada Tuhan selain Allah" ke telinga Pak Yamin. Tidak ada respon. Ayah merasa genggaman Pak Yamin mengendur dan terasa dingin dan terlepas dari genggaman ayah.

Seorang dokter datang memeriksa. Dokter itu memberitahu Pak Yamin sudah tidak ada lagi.

"Innalillahi wa inna lillaihi rajiun."

Tokoh yang bertahun-tahun sangat membenci ayah, diakhir hayatnya meninggal dunia sambil bergenggaman tangan dengan ayah.

Dari rumah sakit ayah diajak Bapak Chairul Saleh ke Istana Negara. Waperdam III (Wakil Perdana Menteri III) ini ingin melapor atas wafatnya Pak Yamin kepada Presiden Soekarno. Pemerintah telah mempersiapkan acara pemakaman kenegaraan di TMP Kalibata, Jakarta.

Karena wasiat terakhir Pak Yamin ingin dimakamkan di kampung halaman Talawi, Sawah Lunto. Presiden memerintahkan Gubernur Sumatera Barat Drs. Harun Zen untuk mempersiapkan upacara kenegaraan.

Sebelum meninggalkan istana, Presiden Soekarno menyalami ayah sambil berucap: "Terima kasih atas kebesaran jiwa Bung turut mendampingi Yamin menjelang wafatnya dan bersedia mengantarnya ke Talawi. Atas nama pribadi dan  pemerintah saya ucapkan terima kasih."

(Ini adalah pertemuan terakhir antara ayah dan Presiden Soekarno, 2 tahun kemudian ayah dicebloskan ke penjara atas perintah Soekarno).

Keesokan harinya, memenuhi pesan terakhir Almarhum Pak Yamin, agar ayah bersedia menemani jenazahnya dimakamkan di Kampung Talawi, Sawah Lunto Sumatera Barat dikabulkan ayah.

Proses pemakaman dilakukan dengan upacara kenegaraan. Inspektur upacaranya bapak Menteri Chaerul Saleh. Siang itu juga ayah kembali ke Jakarta.

(Cerita dengan Pak Yamin ini penulis mendengar dari ayah sendiri dan terakhir dari saudara Syakir Rasyid putra Buya St. Mansur yang ikut mendengar Iaporan ayah kepada guru beliau A.R. St. Mansyur sepulang dari Talawi di rumah Buya St. Mansyur).

Pesan Terakhir Soekarno


Dua tahun 4 bulan Iamanya ayah ditahan atas perintah Presiden Soekarno, waktu itu dari tahun 1964-1966, dengan tuduhan melanggar undang-undang Anti Subversif Pempres No. 11, yaitu tuduhan merencanakan pembunuhan Presiden Soekarno.

Betapa beratnya penderitaan kami sepeninggal ayah yang ditahan. Buku-buku karangan ayah dilarang. Ayah tidak bisa Iagi memenuhi undangan untuk berdawah. Pemasukan uang terhenti. Untuk menyambung hidup ummi mulai menjual barang dan perhiasan.

Ayah baru bebas setelah rezim Soekarno jatuh, digantikan oleh Soeharto. Ayah kembali melakukan kegiatan seperti sebelum ditahan Soekarno.

Tanggal 16 Juni 1970, ayah dihubungi oleh Bapak Kafrawi, Sekjen Dep. Agama. Pagi-pagi sekjen ini datang ke rumah, Pak Kafrawi membawa pesan dari keluarga mantan Presiden Soekarno untuk ayah. Pesan itu pesan terakhir dari Soekarno, begini pesannya; “Bila aku mati kelak. minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku."

“Jadi beliau sudah wafat?" Ayah bertanya ke Pak Kafrawi.

"Iya Buya. Bapak telah wafat di RSPAD, sekarang jenazahnya telah di bawah ke Wisma Yaso." (Ini versi pertama).

Ada satu versi lagi menyatakan bahwa dalam keadaan sekarat mantan Presiden RI ini menyampaikan pesannya kepada keluarga beliau, bahwa bila datang ajalnya, beliau ingin yang menjadi imam sembahyang jenazahnya dilakukan oleh Hamka. Pesan itu disampaikan oleh keluarganya kepada Presiden Soeharto yang telah menggantikan beliau sebagai Presiden RI ke-2.

Presiden Soeharto mengutus salah seorang Aspri (Asisten Pribadi)nya Mayjen Suryo menemui Buya Hamka di rumah JI. Rd.Fatah, didampingi seorang sekjen Dep. Agama RI. Kepada ayah utusan Presiden Soeharto itu menyampaikan permintaan terakhir Soekano. Tanpa ragu pesan yang dibawa utusan Presiden Soeharto dilaksanakan oleh ayah.

Ayah tiba di Wisma Yaso bersama penjemputnya. Di wisma itu telah banvak pelayat berdatangan, penjagaan pun sangat kuat. Shalat jenazah baru akan dimulai menunggu kehadiran ayah. Ayah dengan mantap menjadi imam jenazah Soekarno. Pesan terakhir mantan Presiden Pertama dengan ikhlas dijalankan oleh ayah.

Aku sangat menyesal tidak bisa mengikuti peristiwa ayah dijemput untuk mengimami sholat jenazah mantan Presiden Soekarno dari dekat karena berada di luar kota Jakarta. Dalam menyiapkan buku ini menyangkut pesan terakhir Soekarno aku harus mencari inrormasi. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa itu banyak yang sudah meninggal dunia termasuk almarhum abangku H. Zaky Hamka yang ikut menemani ayah ke Wisma Yaso.

Hubungan antara ayah dan Bung Karno telah terjalin sejak tahun 1941. Selesai menghadiri Muktamar Muhammadiyah ke-30 di Yogyakarta, Januari 1941, atas ajakan H. Abdul Karim (Oei Tjing Hin) Konsul Muhammadiyah Bengkulu seorang Tokoh Cina Muslim, menemui Soekano di tempat pengasingannya di Bengkulu. Dalam pertemuan selama 2 jam itu hubungan keduanya jadi akrab. Untuk kenang-kenangan mereka berfoto bersama.

Tahun 1946 setelah kemerdekaan, Soekarno telah diangkat menjadi Presiden RI pertama, Presiden mengajak ayah untuk pindah dari Medan ke Jakarta. Namun karena situasi tanah air yang belum selesai urusannya dengan Belanda, terjadi aksi polisionil pertama tahun 1947 permintaan Presiden tertunda. Pada tahun berikutnya 1948 Presiden Soekarno berkunjung ke Sumatera Barat. Kembali ayah bertemu dengan Soekarno di Bukit Tinggi. Pada kesempatan itu ayah menghadiahkan sebuah puisi kepada Presiden Pertama itu dengan judul "Sansai juga aku kesudahannya.”

Setelah penyerahan Kedaulatan 1949, di awal 1950 ayah mengajak kami pindah ke Jakarta. Pada peringatan Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW tahun 1950, ayah diminta Presiden Soekarno memberikan wejangan tentang rahasia Isra' Miraj di Istana. Hubungan baik terus berlanjut. Sewaktu pelaksanaan shalat ldul Fitri tahun 1951 diadakan di Lapangan Banteng yang diselenggarakan oleh PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Jakarta aku turut diajak ayah, ayah duduk berdampingan dengan Presiden kita waktu itu. Aku duduk diapit ayah dan Soekarno. Aku sangat bahagia karena aku diperkenalkan ayah ke Soekarno.

Aku bersalaman dengan Presiden kita yang gagah itu. Kulit wajah beliau putih kemerah-merahan, segar. Tatapan matanya kuat ketika bersalaman denganku. Usiaku ketika itu 8 tahun. Bila aku ingat kejadian itu, aku sering tersenyum sendiri karena Presiden kita itu memakai kaus kaki yang robek di ujung sebelah kanan. Sambil mengikuti takbir Presiden RI Pertama itu tampak asyik mengelus-elus jempol kakinya yang tersembul dari robekan kaos kaki kanannya.

Tahun 1955 ayah terpilih menjadi anggota Konstituante. Sejak itu hubungan akrab dengan Soekarno mulai renggang. Ayah dengan segenap fraksi Partai Islam memperjuangkan negara berdasarkan Islam. Sedangkan Presiden Soekarno ingin mempertahankan negara berdasarkan Pancasila. Sejak itu hubungan dua orang yang sebelumnya seperti bersaudara terputus. Baru tahun 1962 mereka bertemu kembali ketika ayah turut menyelenggarakan jenazah Mr. Moh. Yamin. Dua tahun kemudian ayah ditangkap atas perintah Presiden Soekarno.

Setelah 8 tahun kemudian 1970, kedua orang yang dulu-nya bersahabat dipertemukan kembali, hanya situasinya berbeda. Soekarno berada dalam peti jenazah, ayah berdiri di dekat peti jenazah itu bertindak sebagai imam sembahyang jenazah orang yang pernah menjebloskan diri beliau masuk penjara selama 2 tahun 4 bulan. Tampak benar bagi penulis, walaupun keadaan dua orang ini berbeda paham politik yang tajam, namun dalam hati mereka tetap menjaga tali silaturahmi. Soekarno tidak membenci ayah. Begitu pula ayah pun tidak dendam kepada Soekarno.

Akibat ayah mengimami jenazah Soekarno, teman-teman ayah banyak yang menyesalkan tindakan ayah itu. Ada yang mengatakan bahwa Soekarno itu munafiq. Ada pula yang bertanya: "Apa Buya tidak dendam kepada orang yang telah membenamkan Buya dalam penjara?"

Dengan lemah lembut ayah menjawab semua kritik itu. "Hanva Allah yang lebih tahu orang-orang yang munafiq Dan saya harus berterima kasih, karena dalam penjara saya dapat kesempatan menulis tafsir Al-Quran 30 juz. Satu hal lagi jangan dilupakan bahwa almarhum memprakarsai pembangunan 2 buah masjid yang monumental, satu masjid Baiturrahim di Istana Merdeka. Satu lagi masjid terbesar di Asia Tenggara, Masjid Istiqlal. Semoga ini menjadi amal yang tak terhingga untuk Soekarno.”

Pesan Pramudya Ananta Tur


Awal tahun 1963, dunia sastra kita digemparkan oleh dua surat kabar Harian Ibukota: Harian Rakyat dan Harian Bintang Timur. Kedua koran milik Komunis ini menyiarkan di halaman pertama dengan berita Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck hasil jiplakan oleh pengarang Hamka. Ulasan berita itu dilansir oleh seorang penulis bernama Ki Panji Kusmin. Sedangkan di harian Bintang Timur dalam lembaran Lentera, juga memuat dan mengulas bagaimana Hamka mencuri karangan asli dari pengarang Alfonso Carr, pujangga Prancis. Lembaran Lentera ini diasuh oleh Pramudya Ananta Tur.

Berbulan-bulan lamanva kedua koran komunis ini menyerang ayah dengan tulisan-tulisan berbau fitnah, juga menyerang secara pribadi.

Aku lihat ayah tenang-tenang saja menghadapi segala hujatan dari Ki Panji Kusmin dan Pramudva Ananta Tur itu.

Penulis waktu itu sekolah di SMAN IX merasakan tekanan batin juga. Guru Sastra lndonesiaku seorang guru PGRI Vak Sentral begitu pula dengan guru civicku dengan gaya mengejek selalu menanyakan kesehatan ayah dan tidak lupa berkirim salam. Kupingku terasa panas bila kedua guruku itu bertanya kepadaku. Begitu pula halnya dengan saudara-saudaraku yang lain. Apalagi membaca kedua koran yang sengaja dikirim ke rumah secara gratis.

PKI melakukan usaha kudeta tanggal 30 September 1965 namun gagal. Dalam usaha kup itu 6 jenderal dan 1 perwira gugur dibunuh PKI. Akibat kegagalan kup PKI itu, kedua guru SMA-ku itu diberhentikan sebagai guru dan pegawai negeri, dan Pramudya Ananta Tur ditahan di Pulau Buru. Bertahun-tahun kemudian Pramudya Ananta Tur dibebaskan, kemudian melakukan kegiatan lagi. Ayah tidak pernah berhubungan dengan tokoh Lekra yang tidak pernah bosan menyerang ayah di kedua koran Komunis itu.

Suatu hari, ayah kedatangan sepasang tamu. Si perempuan orang pribumi, sedang laki-lakinya seorang keturunan Cina. Kepada ayah si perempuan memperkenalkan diri. Namanya Astuti, sedangkan si laki-laki bernama Daniel Setiawan. Ayah agak terkejut ketika Astuti menyatakan bahwa dia anak sulung Pramudya Ananta Tur. Astuti menemani Daniel menemui ayah untuk masuk Islam sekaligus mempelajari agama Islam. Selama ini Daniel non muslim. Pramudya tidak setuju anak perempuannya yang muslimah nikah dengan laki-laki yang berbeda kultur dan beragama lain.

Hanya sebentar ayah berfikir. Tanpa ada sedikitpun keraguan permohonan kedua tamu itu dikabulkan oleh ayah. Daniel Setiawan calon menantu Pramudya Ananta Tur langsung di-Islam-kan oleh ayah dengan menuntunnya membaca dua kalimat syahadat. Ayah menganjurkan Daniel berkhitan dan menjadwalkan untuk memulai belajar agama Islam kepada ayah.

Dalam pertemuan dengan putri sulung Pramudya dan calon menantunya itu ayah tidak ada sama sekali berbicara masalah Pramudya dengan ayah yang pernah terjadi berselang lama waktu itu. Ayah betul-betul telah dihancurkan nama baiknya oleh Pramudya Ananta Tur melalui corong Komunis di harian Bintang Timur dan Harian Rakyat.

Salah seorang teman Pramudva bernama Dr. Hudaifah Kuddah menanyakan kepada Pramudya alasan tokoh Lekra ini mengutus calon menantunya menemui Hamka. Dengan serius Pram menjawab:

"Masalah faham kami tetap berbeda. Saya ingin putri saya yang muslimah harus bersuami dengan laki-laki seiman. Saya lebih mantap mengirim calon menantu saya belajar agama Islam dan masuk Islam kepada Hamka. Dialah seorang ulama yang terbaik."

Menurut Dr. Hudaifah yang tertuang dalam majalah Horison, Agustus 2006, secara tidak langsung tampaknva Pramudya Ananta Tur dengan mengirim calon menantu ditemani anak perempuan seakan minta maaf atas perilakunya memperlakukan ayah di Harian Bintang Timur dan Harian Rakyat. Dan secara tidak langsung pula ayah memaafkan Pramudya Ananta Tur dengan bersedia mengislamkan dan memberi pelajaran agama Islam kepada sang calon menantu.

Dalam peristiwa ayah menghadapi ketiga tokoh yang penulis sampaikan dalam buku ini, penulis sengaja tidak memberikan komentar dan menilai ayahku Hamka. Penulis mernbebaskan kepada pernbaca yang budiman menilainya sendiri. Penulis sebagai seorang anak ingin menghindar penilaian kepada ayah secara subyektif. [Sandhi/voa-islam.com]

Minggu, 12 Februari 2012

SINGIR-SINGIRAN



Ikilah singir, singir-singiran
Kena dilaras kanggo selingan,
Ngandhani ati sarta pikiran
Ben ora gampang kegodha setan

Urip neng donya amung sapisan
Tinitahake dening Pangeran
Dimen ngibadah manut aturan
Sing diwulangne Nabi Wekasan.

Nabi Muhammad wis ngajarake
Cara ngibadah mring pangerane
Gak oleh ngawur karepe dhewe
Awit wis ana tata carane

Qur’an lan hadits dhasar agama
Iku tuntunan kanggo manungsa
Nglakoni urip neng ngalam donya
Ben bisa slamet ora cilaka

Qur’an lan hadits dhasar agama
Aja ditambah aja disuda
Aja dicampur ajaran liya
Agama Islam iki wis purna

Yen ana tembung sabda utama
Sing gegayutan karo agama
Aja kesusu gampang percaya
Banjur diturut lan diamalna

Nanging kudune dicocokake
Pitutur mau apa dhasare
Yen nganggo qur’an utawa sunah
Kudu diturut aja dibantah

Nanging yen cengkah kalawan Qur’an
Utawa cengkah klawan haditse
Aja digugu babar sepisan
Ja pisan-pisan ditindakake.



Kacandhet dhisik nggone singiran
Aja kesuwen mundhak gak becik
Tinimbang suwe nggone singiran
Becik ngakehne dzikire dhisik.

singiran kena amung samadya
Aja ngalahne ngaji agama
Nyinau Qur’an kalawan hadits
Ben ora gampang kegodha Iblis

Ana lupute nyuwun ngapura
Dadi wajibe ingkang uninga
Ambenakake barang kang luput
Supaya ora kebacut-bacut