Cara Termudah Menghafal Al-Qur`an Al-Karim
http://al-atsariyyah.com/cara-termudah-menghafal-al-quran-al-karim.html
Segala
pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya.
Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan
kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam
waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran. Berikut kami
akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah
Al-Jumuah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.
Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh
surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih
dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah
berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.
JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?
Jika kamu ingin menambah
hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum
kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di
atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari
ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar
hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu.
Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai
hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.
BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU?
Jangan sekali-kali kamu
menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada
sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan
menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih
dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal,
maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang
pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal
adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah
hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu
bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu
halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal
sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil
menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh
dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari
kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman.
Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah
kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar
tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman
hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal
20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi
hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah)
sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah
kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar
tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman
hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10
juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya
kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya,
juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama
setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari
Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz
ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS?
Mulailah mengulangi Al-Qur’an
secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan
mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa
mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu.
Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah)
kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara
ini selama satu tahun penuh.
APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan
mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan
Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan
yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup
beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap
harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau
mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.
Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para
sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya
kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat,
tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb
al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad
no. 15578).
Maksudnya:
-Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.
-Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.
-Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.
-Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.
-Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.
-Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.
-Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.
Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ”فَمِي بِشَوْقٍ“.
Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca
oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:
- Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan
Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah.
- Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.
- Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.
- Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai
dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`.
- Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`.
- Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.
- Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas.
Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.
BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?
Cara terbaik untuk membedakan
antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih),
adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu
carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan
tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa
kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian,
ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan
tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat
perbedaan antara keduanya.
BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:
1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.
2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1
halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya
Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun
waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap
harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.
3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena
hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan
meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.
4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam
cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam
menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya,
ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal
halaman sebelahnya.
5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya
apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase
at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih
karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru
dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini
adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk
menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut
dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal
Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada
sembarang orang.
[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]
Komentarku ( Mahrus ali )
Ada
metode lagi agar hapalan al quran kokoh tertanam dalam hati sanubari
dan pikiran anda , tidak mudah lenyap atau sulit di ingat.Gunakanlah ,
jangan sia –siakan waktu malam untuk salat bukan untuk nonton jaringan
setan yaitu sepak bola atau sekedar ngobrol sama teman atau berdiam diri
untuk semedi. Jangan tidur melulu tapi bangkitlah untuk mengambil air
wudhu dan usahakan tempat salatmu dari tanah agar kamu bisa mencium ke
tanah bukan ke sajadah atau tikar ketika sujud. Ingatlah firmanNya :
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلاً طَوِيلاً
Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji.
Ketika
tahajjud bukan di luarnya bacalah surat atau ayat – ayat yang telah
anda baca dan hapal , jangan dibiasakan membaca surat – surat pendek ,
tapi jadikan kebiasaan baca surat – surat panjang dan tiap hari
tambahlah , jangan di kurangi hapalanmu terhadap ayat – ayat Allah bukan
menghapal nama – nama artis atau figur - figur jaringan setan.
Biasanya bacaan yang di gunakan dalam salat tahajjud bukan baca waktu
siang di luar salat - akan tertanam di lubuk hati yang dalam dan bisa
di ingat kembali – tidak cepat lenyap dan sulit mengingatnya.
Ingatlah firman Allah dan lupakan ayat – ayat setan sbb :
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلاً
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
Usahakan dalam salat wajib atau sunnah dengan membaca surat – surat
yang telah kamu hapal , jangan kamu tidak melakukan salat wajib atau
sunat lalu hanya ingin hapal UU Thaghut atau nama – nama figur setan
manusia.
Olahraga pernafasan juga membantu daya ingat dan mencerdaskan. Bila
napasmu pendek apalagi kamu berat dalam berbicara , maka sudah tentu
kamu akan sulit bisa hapal al quran dengan lancar. Boleh kamu ikuti tata
cara pernapasan Yoga atau kamu meloncat – loncat pakai tali sepuluh
menit waktu pagi dan sepuluh menit waktu sore.
Bila kamu sulit untuk mengingat ayat , maka daya ingatanmu kurang ,
artinya aliran darah ke otak berkurang , dan peredaran darahmu kurang
lancar , maka usahakan kamu nelakukan membalik tubuh , ya`ni taruhlah
kepalamu di bawah dan kakimu di atas sepuluh menit waktu pagi dan
malamnya juga lakukan seperti itu sepuluh menit . Jalankan dengan rutin
tanpa malas , jangan sering libur dan malas.
Bisa juga kamu terlalu banyak melakukan kemaksiatan , hindarilah
maksiat kamu akan mudah mendapat ilmu yang benar bukan ilmu yang
tampaknya benar tapi menyesatkan dan mudah menghapal ayat Allah bukan
ayat setan . Bila kamu beromocorah , banyak kemungkaran yang kamu jalan
kan , maka sudah tentu kamu hanya dapat ilmu yang menyesatkan dan sulit
mengingat hapalan ayat al quran ,mudah menghapal kemungkaran dan
kejelekan.
Sebetulnya
masih banyak kiat agar kuat menghapal al quran dan kokoh atau sulit
lenyap hapalanmu . Tapi saya cukupi sekian dulu .
Saya akan mengkaji hadis dalam artikel tadi sbb :
Beliau
membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya
beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan
Al-Qur’an sekali dalam sepekan.
Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para
sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya
kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat,
tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb
al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad
no. 15578).
Ia juga di riwayat kan oleh Abu Dawud 1392 ,Ibnu Majah 1345
Komentarku ( Mahrus ali )
Sanadnya menurut Ahmad sbb :
قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّائِفِيُّ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَوْسٍ الثَّقَفِيِّ عَنْ جَدِّهِ أَوْسِ بْنِ حُذَيْفَةَ
Bercerita kepada kami Abdul Rahman bin Mahdi lalu mengatakan , Bercerita kepada kami Abdullah bin Abdul Rahman Al-tha`ifi dari Usman Bin Abdullah bin Aus Tsaqafi dari kakeknya Aus bin Hudzaifah.
Ada perawi cacat yaitu :
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّائِفِيُّ
Abdullah bin Abdul Rahman Al-tha`ifi
Identitasnya :
عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ بْنِ يَعْلَى بْنِ كَعْبٍ الْطَّائِفِىِّ ، أَبُوْ يَعْلَى الْثَّقَفِىُّ
الْطَّبَقَةُ : 7 : مِنْ كِبَارَ أَتْبَاعِ الْتَّابِعِيْنَ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرَ : صَدُوْقٌ يُخْطِىِءُ وَ يَهِمُ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـيِ : قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ : لَيْسَ بِقَوِىٍّ
Abdullah bin Abdul Rahman bin Ka'b bin Ya`la at thoifi , Abu Ya`la Tsaqafi
Rank : 7: termasuk pengikut tabiin yang senior
Peringkat menurut Ibnu Hajar: Jujur , keliru dalam menghapal dan ngelantur .
Peringkat menurut dzahabi : Kata Abu Hatim: Dia tidak kuat hapalannya.
اسْنَادُهُ حَسَنٌ
وَقَالَ أَحْمَدُ شَاكِر فِيْمَا نَقَلَهُ فِيْ –تَهْذِيْبِ الْسُّنَنِ -(2/113) عَنْ ابْنِ عَبْدِ الْبَرِّ:أَنَّ ابْنَ مَعِيْنٍ قَالَ : حَدِيْثُهُ عَنِ الْنَّبِيّ - صَلَّى الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِيْ تَحْزِيبِ الْقُرْآَنِ لَيْسَ بِالْقَائِمِ. وَضَعَّـفَهُ الْأَلْبَانِيُّ فِيْ دِفَاعٍ عَنِ الْحَدِيْثِ ، كَمَا فِيْ ضَعِيْفِ ابْنِ مَاجَهْ (283). لَكِنْ حَسَّنَهُ الْحَافِظُ الْعِرَاقِيُّ فِيْ تَخْرِيْجِ الْإِحْيَاءِ (1/276) وَالْحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ كَمَا فِي الْفُتُوحَاتِ لِابْنِ عَلاَّنَ (3/229). وَأَوْرَدَهُ الْحَافِظُ ابْنُ كَثِيْرٍ فِيْ تَفْسِيْرِهِ مُحْتَجَّا بِهِ عَلَى أَنَّ الْمُفَصَّلَ يَبْتَدِئُ مِنْ سُوْرَةِ (قَ). وَاحْتَجَّ بِهِ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّه فِيْ حَدِيْثِهِ عَنْ الْتَّحْزِيبِ بِالسُّوَرِ.
Sanadnya Hasan
Ahmad Syakir berkata sebagaimana di kutip di Tahdzibis Sunan - (2 / 113) dari Ibnu 'Abd al-Barr: Bahwa Ibnu Ma`in berkata , Hadisnya dari Nabi - saw – tentang pengelompokan Quran bukan hadis yang sahih ( lemah ) . Dan Al bani juga melemahkan dalam kitab Difa` anil hadis seperti dalam kitab dhoif ibnu Majah (283). Tapi al Iraki menyatakan sebagai hadis hasan dalam kitab Takhrij ihya` (1 / 276) dan Al-Hafiz Ibnu Hajar juga dalam al futuhat karya Ibn Allan (3 / 229). Dan Al Hafiz Ibnu Katsir juga mencantumkan hadis tsb dalam kitab tafsirnya dengan menyatakan bahwa Al mufasshol dimulai dari Surat ( Qaf ). Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah juga berpegangan kepadanya dalam ceramahnya tentang pengelompokan surat al quran .
Komentarku ( Mahrus ali )
Muhammad Fadhil bin Bilal al Ghozal menyatakan :
Tapi al Iraki menyatakan sebagai hadis hasan dalam kitab Takhrij ihya` (1 / 276)
Komentarku ( Mahrus ali )
Sekalipun
di hasan kan oleh Al Iraki , namun masih tetap melalui jalur perawi
Abdullah bin Abd rahman yang lemah itu . Di buat hujjah oleh Ibnu
Taimiyah tidak ber arti hadis lemah itu menjadi sahih atau perawi yang
jelas sering keliru menjadi perawi yang di percaya. Hadis itu tidak
dikenal di kalangan sahabat , lihat pernyataan Abul mu`athi sbb :
المسند الجامع - (ج 3 / ص 170)
أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ 4/9(16266) وَ4/343(19230) قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْرَّحْمَانِ بْنُ مَهْدِيٍّ. وَ"أَبُوْ دَاوُدَ" 1393 قَالَ : حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، أَخْبَرَنَا قُرَّانُ بْنُ تَمَّامٍ (حَ) وَحَدَّثَنَا عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ سَعِيْدٍ ، أَخْبَرَنَا أَبُوْ خَالِدٍ. وَ"ابْنُ مَاجَةَ" 1345 قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا أَبُوْ خَالِدٍ الْأَحْمَرِ.
ثَلَاثَتُهُمْ (ابْنُ مَهْدِيٍّ ، وَقُرَّانُ ، وَأَبُوْ خَالِدٍ) عَنْ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ عَبْدِ الْرَّحْمَانِ بْنِ يَعْلَى الْطَّائِفِيُّ ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ أَوْسٍ ، فَذَكَرَهُ.
Diriwayatkan oleh Ahmad, 4 / 9 (16 266) dan 4 / 343 (19 230) lalu berkata: Bercerita kepada kami Abdul Rahman bin Mahdi. Dan "Abu Dawud" 1393 berkata: Bercerita kepada kami Musaddad , Bercerita kepada kami Qurran Bin Tamam (Pindah sanad ) Bercerita kepada kami Abdullah Bin Said, lalu mengatakan bercrita kepada kami Abu Khaled. Dan "Ibnu Majah," berkata 1345: Bercerita kepada kami Abu Bakar bin Abi Shaybah, Abu Khalid al ahmar bercerita kepada kami .
Ketiga dari mereka (Ibn Mahdi, dan Quran, dan Abu Khalid) dari Abdullah bin Abdul Rahman bin Ya`la al tha`ifi , dari Utsman bin Abdullah bin Aus, lalu dia menyebutkan…………………. hadis itu.
Komentarku ( Mahrus ali )
Lihat
, ternyata hadis tsb hanya dari satu jalur perawi yaitu Abdullah bin
Abd rahman yang lemah itu bukan perawi terpercaya . Bila ada orang
yang mensahihkan atau menghasankan tiada gunanya . Ada gunanya bagi
orang yang tidak mengerti . Pada hakikatnya juga dari jalur Abdullah
bin Abd rahman yang lemah , tiada jalur lain yang mendukungnya baik
sahih atau lemah . Dan Usman bin Abdullah sendiri – gurunya , juga
masih di perselisihkan kwalitasnya dalam hapalan .Karena itu , Imam
Dzahabti no comment .